• Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • arriqo.fauqi.r on May 12th, 2015

    Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

    Bulan rajab merupakan bulan istimewa bagi kaum muslimin. Di saat yang sama, bulan ini menjadi kesempatan bagi sebagian orang untuk menyebarkan hadis dhaif atau hadil palsu. Terutama bagi mereka yang kurang perhatian dengan keshahihan hadis. terlebih didukung adanya berbagai fasilitas yang semakin memudahkan mereka untuk menyebarkan hadis-hadis yang tidak bertanggung jawab itu.

    Sebelumnya kami ingatkan bahwa menyebarkan hadis palsu, tidak ubahnya menyebarkan kedustaan atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena itulah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan peringatan keras akan hal ini.
    Dalam hadis dari Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    مَنْ حَدّثَ عَنِّي بِحَديثٍ يُــرَي أَنّه كَذِبٌ فَهو أَحَدُ الكَاذِبِين
    “Barangsiapa yang menyampaikan suatu hadis dariku, sementara dia menyangka bahwasanya hadis tersebut dusta maka dia termasuk diantara salah satu pembohong.” (HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahihnya, 1/7, Ibnu Majah dalam sunannya no. 43).
    Imam Ibn Hibban dalam Al-Majruhin (1/9) mengatakan,
    فكل شاك فيما يروي أنه صحيح أو غير صحيح داخل في الخبر
    “Setiap orang yang ragu terhadap hadis yang dia riwayatkan, apakah hadis tersebut shahih ataukah dhaif, tercakup dalam ancaman hadis ini.” (Dinukil dari Ilmu Ushul Bida’, hlm. 160).
    Mari kita renungkan, ketika orang yang menyampaikan sebuah hadis, sementara dia ragu terhadap keabsahan hadis tersebut, shahih ataukah dhaif, dan dia tetap menyampaikan hadis itu tanpa memberikan keterangan statusnya maka orang semacam ini termasuk dalam ancaman, disebutb sebagai pendusta.
    Dalam kasus ini, orang membawakan suatu hadis dan dia yakin hadis tersebut adalah hadis dhaif, namun di sisi lain dia masih menganggap bahwa hadis dhaif tersebut adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian dia sebarkan ke masyarakat, manakah diantara dua kasus di atas yang lebih layak untuk disebut pendusta?
    Sebagai umat yang menghormati Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tentu kita akan berusaha menghindari setiap hadis lemah yang diatas-namakan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Hadis Dhaif Seputar Rajab

    Berikut kita akan sebutkan beberapa hadis dhaif dan palsu yang banyak disebarkan masyarakat terkait bulan rajab, beserta penjelasan sisi kelemahannya.
    Pertama, hadis
    إن في الجنة نهراً يقال له رجب ماؤه أشد بياضاً من اللبن وأحلى من العسل من صام يوماً من رجب سقاه الله من ذلك النهر
    “Sesungguhnya di surga ada sebuah sungai, namanya sungai Rajab. Airnya lebih putih dari pada susu, lebih manis dari pada madu, siapa yang puasa sehari di bulan Rajab maka Allah akan memberi minum orang ini dengan air sungai tersebut.”
    Keterangan:
    Al-Hafidz menjelaskan,
    Hadis ini disebutkan Abul Qosim At Taimi dalam At Targhib wat Tarhib, al Ashbahani dalam kitab Fadlus Shiyam, dan al Baihaqi dalam Fadhail Auqat, serta Ibnu Syahin dalam at-Targhib wa Tarhib. (Tabyin al-Ujb, hlm 9)
    Ibnul Jauzi mengatakan dalam al Ilal al Mutanahiyah, “Dalam sanadnya terdapat banyak perawi yang tidak dikenal, sanadnya dhaif secara umum, namun tidak sampai untuk dihukumi palsu. (al Ilal al Mutanahiyah,2/65)
    Kedua, hadis yang menyebutkan doa,
    اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
    Allahumma baarik lanaa fii rajabin wa sya’baana wa ballighnaa Ramadhaana.
    “Ya Allah, berkahilan kami di bulan rajab dan sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan ramadhan.”
    Keterangan:
    Hadis ini diriwayatkan Ahmad dalam musnadnya no. 2346. dan di sanadnya terdapat perawi Zaidah bin Abi Raqqad. Tentang para perawi ini, Imam Bukhari dan an-Nasai memberi komentar, “Munkarul hadis”. Abu Daud mengatakan, “Saya tidak mengenal hadisnya.” Sementara Abu Hatim menjelaskan, “Zaidah meriwayatkan dari Ziyadah An Numairi dari Anas, beberapa hadis marfu’ yang munkar. Saya tidak mengenal hadisnya maupun hadis Ziyadah an-Numairi.”
    Tentang Ziyadah An Numairi. Beliau dinilai dhaif oleh Ibnu Main dan Abu Daud. Abu Hatim mengatakan, “Hadisnya bisa ditulis tapi tidak bisa dijadikan pendukung.”
    Syuaib al-Arnauth menegaskan sanad hadis ini dhaif, lalu beliau menyebutkan sisi cacat hadis ini sebagaimana keterangan di atas. (Tahqiq Musnad Ahmad, 4/180).
    Ketiga, hadis marfu’, yang menyatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah puasa setelah Ramadhan, selain di bulan Rajab dan Sya’ban.
    Keterangan:
    Ibn Hajar menukil keterangan al Baihaqi tentang hadis ini. Ini adalah hadis munkar, disebabkan adanya perawi yang bernama Yusuf bin Athiyah, dia orang yang dhaif sekali. (Tabyinul Ujbi, hlm. 12)
    Keempat, hadis,
    رجب شهر الله وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي
    Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.
    Keterangan,
    Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Bakr an-Naqasy dan al-Hafidz Abul Fadhl Muhammad bin Nashir mengatakan, an-Naqasy adalah pemalsu hadis, pendusta. Ibnul Jauzi, As Shaghani, dan As Suyuthi menyebut hadis ini dengan hadis maudlu’. (al-Lali’ al-Mashnu’ah, 2/114)
    Kelima, hadis,
    فضل رجب على سائر الشهور كفضل القرآن على سائر الأذكار
    Keutamaan Rajab dibanding bulan yang lain, seperti keutamaan Al Qur’an dibanding dzikir yang lain.
    Keterangan,
    Ibn Hajar mengatakan, Perawi dalam sanad hadis ini tsiqqah, selain as Saqathi. Dialah penyakit dan orang yang terkenal sebagai pemalsu hadis. (Tabyinul Ujbi, hlm. 17)
    Keenam, hadis,
    رجب شهر الله الأصم،من صام من رجب يوماً إيماناً واحتساباً استوجب رضوان الله الأكبر
    Rajab adalah bulan Allah al-Asham. Siapa yang berpuasa sehari di bulan Rajab, atas dasar iman dan ihtisab (mengharap pahala) maka dia berhak mendapat ridla Allah yang besar.
    Keterangan:
    Hadis ini palsu, as-Syaukani menjelaskan dalam sanadnya terdapat dua perawi yang matruk (ditinggalkan). (al-Fawaid al-Majmu’ah, 1/439).
    Ketujuh, hadis,
    من صام ثلاثة أيام من رجب كتب الله له صيام شهر ومن صام سبعة أيام أغلق عنه سبعة أبواب من النار
    Barangsiapa yang berpuasa tiga hari bulan Rajab, Allah catat baginya puasa sebulan penuh. Siapa yang puasa tujuh hari maka Allah menutup tujuh pintu neraka.
    Keterangan:
    Hadis ini palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam al-Maudlu’at. Beliau menyebutkan
    هذا حديث لا يصح. وفى صدره أبان. وقال أحمد والنسائي والدارقطني: متروك. وفيه عمرو ابن الازهر. قال أحمد: كان يضع الحديث
    Hadis ini tidak shahih. Dalam sanadnya terdapat perawi bernama Aban. Kata Ahmad, Nasai dan Daruquthni, “Perawi matruk (ditinggalkan).” Dalam sanadnya juga ada perawi Amr bin Azhar, dan kata Ahmad, ‘Dia memalsu hadis.’ (al-Maudlu’at, 2/206)
    Kedelapan, Hadis,
    من صام من رجب وصلى فيه أربع ركعات …. لم يمت حتى يرى مقعده من الجنة أو يرى له
    Siapa yang puasa di bulan Rajab dan shalat empat rakaat…maka dia tidak akan mati sampai dia melihat tempatnya di surga atau dia diperlihatkan.
    Keterangan:
    As-Syaukani mengatakan,
    موضوع وأكثر رواته مجاهيل
    Hadis palsu, mayoritas perawinya majhul (tidak dikenal) (al-Fawaid al-Majmu’ah, hlm. 47).
    Kesembilan, hadis Shalat Raghaib,
    رجب شهر الله وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي … ولكن لا تغفلوا عن أول ليلة جمعة من رجب فإنها ليلة تسميها الملائكة الرغائب ، وذلك أنه إذا مضى ثلث الليل لا يبقى ملك مقرب في جميع السموات والأرض ، إلا ويجتمعون في الكعبة وحواليها ، فيطلع الله عز وجل عليهم اطلاعة فيقول : ملائكتي سلوني ما شئتم ، فيقولون : يا ربنا حاجتنا إليك أن تغفر لصوم رجب ، فيقول الله عز وجل: قد فعلت ذلك . ثم قال صلى الله عليه وسلم : وما من أحد يصوم يوم الخميس ، أول خميس في رجب ، ثم يصلي فيما بين العشاء والعتمة ، يعني ليلة الجمعة ، ثنتي عشرة ركعة …….
    Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadlan bulan umatku… namun janganlah kalian lupa dengan malam jum’at pertama bulan Rajab, karena malam itu adalah malam yang disebut oleh para malaikat dengan Ar Raghaib. Dimana apabila telah berlalu sepertiga malam, tidak ada satupun malaikat yang berada di semua lapisan langit dan bumi, kecuali mereka berkumpul di ka’bah dan sekitarnya. Kemudian Allah melihat kepada mereka, dan berfirman: Wahai malaikatKu, mintalah apa saja yang kalian inginkan. Maka mereka mengatakan: Wahai Tuhan kami, keinginan kami adalah agar engkau mengampuni orang yang suka puasa Rajab. Allah berfirman: Hal itu sudah Aku lakukan. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang berpuasa hari kamis pertama di bulan Rajab, kemudian shalat antara maghrib sampai isya’ – yaitu pada malam jum’at – dua belas rakaat…”
    Keteragan:
    Hadis ini palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2/124 – 126, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ujbi, hal. 22 – 24, dan As Syaukani dalam Al fawaid Al Majmu’ah, hal. 47 – 50)
    Penjelasan lain tentang shalat raghaib, kami sarankan anda untuk mempelajari: Shalat Raghaib dalam Madzhab Syafiiyah
    Demikian, semoga Allah membimbing kita sehingga tidak mudah menyebarkan hadis palsu, atas nama NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam.  
    Allahu a’lam. 
    Disadur dari http://www.konsultasisyariah.com/
    arriqo.fauqi.r on May 12th, 2015
    Biasanya ketika kita sedang memakan daging ayam, kita tidak terasa memakan sedikit tulang , bagaimana hukum memakan tulang ayam terssebut, berikut akan dijelasakn hukum memakan tulang.
    Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah
    Disebutkan dalam hadis riwayat Muslim, bahwa para Jin datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta kepada beliau makanan yang halal. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada mereka:
    لكم كل عظم ذكر اسم الله عليه يقع في أيديكم أوفر ما يكون لحما وكل بعرة علف لدوابكم
    Makanan halal untuk kalian adalah semua tulang hewan yang disembelih dengan menyebut nama Allah. Ketika tulang itu kalian ambil, akan penuh dengan daging. Sementara kotoran binatang akan menjadi makanan bagi hewan kalian.” (HR. Muslim No.450)
    Dalam riwayat lain, beliau bersabda:
    لَا تَسْتَنْجُوا بِالرَّوْثِ، وَلَا بِالْعِظَامِ، فَإِنَّهُ زَادُ إِخْوَانِكُمْ مِنَ الْجِنِّ
    Janganlah kalian beristinjak (bersuci setelah buang air) dengan kotoran dan tulang. Karena itu adalah makanan bagi saudara kalian dari kalangan jin.” (HR. Turmudzi 18, dan dishahihkan Al-Albani)
    Dari dua hadis di atas dapat kita simpulkan bahwa tulang termasuk makanan jin. Namun apakah ini bisa dijadikan dalil yang mengatakan bahwa tulang haram dimakan manusia?
    Jawaban Syaikh Abdurrahman As-Suhaim, salah seorang dai ahlus sunah di Kementrian Wakaf dan Urusan Islam, Riyadh, KSA.
    Ketika beliau ditanya tentang hukum makan tulang, apakah haram? Beliau menjelaskan:
    Allah berfirman:
    قُلْ لا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلاَّ أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلا عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
    Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi –karena sesungguhnya semua itu kotor- atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-An’am: 145)
    Ditambah beberapa keterangan beberapa binatang haram yang disebutkan dalam hadis, seperti binatang buas yang bertaring, burung yang bercakar untuk menerkam musuh, atau khimar jinak, dan beberapa dalil lainnya.
    Artinya, selain itu kembali kepada hukum asal, yaitu mubah. Karena hukum asal segala sesuatu adalah halal. Sementara tidak disebutkan keterangan tentang haramnya tulang.
    Adapun statusnya sebagai makanan jin, tidaklah berpengaruh terhadap status hukum tulang. Karena ketetapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa tulang sebagai makanan jin, tidaklah menunjukkan larangan untuk memakannya. Dan tidak ada larangan untuk makan tulang.
    Kemudian, orang yang meyakini haramnya tulang, dia wajib mendatangkan dalil. Karena jika tidak, maka dikhawatirkan dia dianggap berdusta atas nama syariah.
    Disadur dari: http://www.konsultasisyariah.com/
    arriqo.fauqi.r on April 18th, 2015
    Gambar 1. Sistem Hidrotermal
    Sumber: https://geotrekindonesia.files.wordpress.com/2013/06/cibuni-7.jpg

    Hidrotermal berkaitan dengan air panas yang biasa dipakai dalam pembentukan logam melalui pemanasan (dengan cairan panas yang naik dari magma yang mendingin). mineral yang terbentuk di lingkungan hidrotermal adalah hasil presipitasi dari larutan air panas. Pada pelepasan material lama dan pengendapan material baru menjadi ciri aktivitas hidrotermal, serta banyak mineral pembentuk proses yang melibatkan solusi, termasuk pelapukan dan diagenesa.
    Hidrotermal merupakan suatu proses pembentukan mineral yang terjadi disekitar sumber dari panas bumi didalam kulit bumi yang terjadi akibat adanya injeksi dari magma terhadap air dengan kata lain terjadi pelarutan oleh magma sisa yang bercampur dengan air tanah sehingga mengalami pengkristalan.

    Ada beberapa situasi geologi yang dinamis di mana air “dingin” menjadi panas. Air di atas sekitar 50oC dianggap sebagai cairan hidrotermal. Dalam beberapa situasi, pemanasan dilakukan pada suhu di atas titik kritis H2O (374oC untuk H2O murni). Karakteristik air yang berubah sama saat itu, jadi suhu tinggi H2O lebih tepat disebut sebagai fase air. Air terjebak dalam ruang pori akumulasi sedimen dan dalam mineral hidrat dan bantalan-hidroksil dari akumulasi sedimen dipanaskan selama penimbunan di cekungan sedimen.

    Salah satu petunjuk datang dari mata air panas dan cairan fumarole. Di sejumlah tempat fluida ini hadir mengendapkan sejumlah kecil mineral bijih logam. Dan kesimpulannya sangat rasional bahwa mineral bijih tersebut sama dengan lepisn endapan yang ada dibawah permukaan bumi. Pada mata air panas mineral bijih diendapkan dari suati larutan, pada fumarrole ia mengkristal bersamaan denga keluarnya gas. Bukti – bukti kuat menunjukan bahwa mineral bijih diendapkan dari cairan atau larutan superkritikal lebih banyal dari[ada gas. Khususnya untuk meyakinkan observasi bahwa di banyak tempat endapan, mineral telah tergantikan oleh mineral karbonat atau mineral silica. Mengartikan bahwa karbinat dan silica telah tergerakan oleh larutan pembentuk bijih, dan pembawaan mineral oleh gas telihat sukar. Pada endapan dimana asosiasi mineral mengindikasikan temperature yang rendah dari suatu formasi. Transport logam dan pemilihan kelompok mineral dalam gas sangat tidak mungkin sekali.

    Mineral hidrotermal
    ● Proses Hidrotermal
    1. Dihasilkan oleh presipitasi larutan air panas (hidrothermal).
    2. Larutan hidrotermal bisa berupa air magmatik, air meteorik atau air magmatik bercampur dengan air meteorik.
    3. Misalnya: kalsit terbentuk melalui 2 tahap secara berulang-ulang: (1) pelarutan Ca2+ dan CO32- ke dalam larutan, (2) presipitasi (kristalisasi) kalsit (CaCO3) dari larutan.

    Lingkungan aktivitas hidrotermal
    Dapat dikelompokkan berdasarkan proses pembentukan kumpulan mineralnya: (1) fumarol, (2) mataair panas, (3) ekshalasi bawah air, (4) bawah permukaan dangkal, (5) volkanik endomagmatik, dan (6) subvolkanik.
    (1) Lingkungan fumarol: mineral terbentuk oleh proses: (a) sublimasi dari pendingan gas volkanik, (b) sublimasi dari pendinginan gas volkanik yang bercampur dengan udara, dan (c) pada permukaan batuan volkanik.
    (2) Lingkungan mataair panas banyak dijumpai didekat gunungapi aktif atau geotermal. Contoh mineralnya: sinabar, emas, silika, belerang (solfatara), dll.
    (3) Lingkungan ekshalatif bawah air, terjadi dibawah laut (submarine exhalative), misalnya white smokers menghasilkan mineral kalsium sulfat dan silika koloid; sedangkan black smokers mengandung mineral sulfida yang kalau ekonomis menjadi endapan VMS.
    (4) Lingkungan bawah permukaan dangkal, dikenal dalam geologi ekonomi sebagai lingkungan epitermal. Lingkungan ini menghasilkan endapan-endapan yang ekonomis, seperti emas, perak, seng, dan timbal.
    (5) Lingkungan volkanik endomagmatik adalah lingkungan hidrotermal vesicles, vesicular cavities, amygdules. Lingkungan ini banyak menghasil mineral zeolit, tembaga murni, ametis.

    Referensi:
    Warmada, I Wayan, 2014. Kristalografi dan Mineral. Yogyakarta, Lab Bahan Galian, Jurusan Teknik Geologi FT-UGM.
    Abdullah, Muhammad, dkk. 2011. Minerals of Hydrothermal and Fumarolic Systems. Yogyakarta; Program Studi Geofisika FMIPA UGM.
    arriqo.fauqi.r on April 18th, 2015
    Hidrotermal : larutan sisa magma yang bersifat “aqueous” sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relative  ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan.
    Alterasi adalah  perubahan dalam mineralogi suatu batuan yang terjadi karena proses-proses fisika dan kimia, khususnya oleh aktivitas fluida hydrothermal.

    Alterasi Hidrothermal : Suatu proses yang sangat kompleks yang melibatkan perubahan mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan oleh interaksi fluida panas dengan batuan yang dilaluinya, di bawah kondisi evolusi fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk metasomatisme, yaitu pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan batuan dinding (Pirajno, 1992).
    Proses Alterasi
    Alterasi dicirikan oleh pembentukan mineral-mineral sekunder yang mengandung hidroksil (biotit, serisit, khlorit, mineral lempung) disamping kuarsa dan juga karbonat.
    Fenomena Alterasi dapat disebabkan oleh:
            Proses diagenesis pada sedimen
            Metamorfosa
            Proses “cooling” post magmatic/volkanik
            Proses mineralisasi
    Produk Alterasi tergantung pada :
            Jenis reaksi alterasi
            Komposisi batuan samping (wall rock)
            Temperatur dan tekanan
    Alterasi terjadi akibat reaksi fluida dengan “wall rocks
    Reaksi dalam proses alterasi:
    1. Hydrolisis (keterlibatan H+)
    2. Hydration-dehydration (lepasnya molekul air dari fluid ke mineral dan sebaliknya)
    3. Alkali dan alkali tanah metasomatism (substitusi kation)
    4. Decarbonation (pembebasan CO2)
    5. Silicification (penambahan SiO2)
    6. Silication (penggantian oleh silikiat)
    7. Oksidasi dan reduksi
    Larutan hidrotermal terbentuk pada fase akhir siklus pembekuan magma. Interaksi antara larutan hidrotermal dengan batuan yang dilewati akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral penyusun batuan samping dan membentuk mineral alterasi. Larutan hidrotermal tersebut akan terendapkan pada suatu tempat membentuk mineralisasi (Bateman, 1981).
    Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pengendapan mineral di dalam sistem hidrotermal terdiri dari empat macam (Barnes, 1979; Guilbert dan Park, 1986), yaitu:
    (1) Perubahan temperatur
    (2) Perubahan tekanan
    (3) Reaksi kimia antara fluida hidrotermal dengan batuan yang dilewati
    (4) Percampuran antara dua larutan yang berbeda.
    Temperatur dan pH fluida merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi mineralogi sistem hidrotermal. Tekanan langsung berhubungan dengan temperatur, dan konsentrasi unsur terekspresikan di dalam pH batuan hasil mineralisasi (Corbett dan Leach, 1996)
    Sistem pembentukan mineralisasi di lingkaran Pasifik secara umum terdiri dari endapan mineral tipe porfiri, mesotermal sampai epitermal (Corbett dan Leach, 1996). Tipe porfiri terbentuk pada kedalaman lebih besar dari 1 km dan batuan induk berupa batuan intrusi. Sillitoe, 1993a (dalam Corbett dan Leach, 1996) mengemukakan bahwa endapan porfiri mempunyai diameter 1 sampai > 2 km dan bentuknya silinder.
    Tipe mesotermal terbentuk pada temperatur dan tekanan menengah, dan bertemperatur > 300oC (Lindgren, 1922 dalam Corbett dan Leach, 1996). Kandungan sulfida bijih terdiri dari kalkopirit, spalerit, galena, tertahidrit, bornit, dan kalkosit. Mineral penyerta terdiri dari kuarsa, karbonat (kalsit, siderit, rodokrosit), dan pirit. Mineral alterasi terdiri dari serisit, kuarsa, kalsit, dolomit, pirit, ortoklas, dan lempung.
    Tipe epitermalterbentuk di lingkungan dangkal dengan temperatur < 300oC, dan fluida hidrotermal diinterpretasikan bersumber dari fluida meteorik. Endapan tipe  ini merupakan kelanjutan dari sistem hidrotermal tipe porfiri, dan terbentuk pada busur magmatik bagian dalam di lingkungan gunungapi kalk-alkali atau batuan dasar sedimen (Heyba et al., 1985 dalam Corbett dan Leach, 1996). Sistem ini umumnya mempunyai variasi endapan sulfida rendah dan sulfida tinggi (gambar 4). Mineral bijih terdiri dari timonidsulfat, arsenidsulfat, emas dan perak, stibnite, argentit, cinabar, elektrum, emas murni, perak murni, selenid, dan mengandung sedikit galena, spalerit, dan galena. Mineral penyerta terdiri dari kuarsa, ametis, adularia, kalsit, rodokrosit, barit, flourit, dan hematit. Mineral alterasi terdiri dari klorit, serisit, alunit, zeolit, adularia, silika, pirit, dan kalsit.
    Mineralisasi/alterasi endapan urat yang berasosiasi dengan endapan logam dasar dicirikan oleh zonasi pembentukan mineral dari temperatur tinggi sampai rendah. Urat/vein di daerah proksimal kaya kandungan tembaga dan rasio logam dibanding sulfur tinggi. Daerah ini dicirikan oleh hadirnya alterasi argillik sempurna di bagian dalam dan ke arah luar berubah menjadi alterasi serisitik. Daerah distal kaya kandungan timbal dan zeng, dan terdiri dari mineral sulfida dengan rasio logam dibanding sulfur rendah. Alterasi yang berkembang di daerah ini berupa alterasi propilitik, semakin ke arah jauh dari urat tersusun oleh batuan tidak teralterasi (Panteleyev, 1994; Corbett, 2002).

    Guilbertdan Park, 1986, mengemukakan model hubungan antara mineralisasi dan alterasi dalam sistem epitermal. Beberapa asosiasi mineral bijih maupun mineral skunder erat hubungannya dengan besar temperatur larutan hidrotermal pada waktu mineralisasi. Mineral bijih galena, sfalerit dan kalkopirit terbentuk pada horison logam dasar bagian bawah dengan temperatur ≥ 350oC. Pada horison ini alterasi bertipe argilik sempurna dan terbentuk mineral alterasi temperatur tinggi seperti adularia, albit dan feldspar. Fluida hidrotermal di horison logam dasar (bagian tengah) bertemperatur antara 200o– 400oC. Mineral bijih terdiri dari argentit, elektrum, pirargirit dan proustit. Mineral ubahan terdiri dari serisit, adularia, ametis, sedikit mengandung albit. Horison bagian atas terbentuk pada temperatur < 200oC. Mineral bijih terdiri dari emas di dalam pirit, Ag-garamsulfo dan pirit. Mineral ubahan berupa zeolit, kalsit, agat.

    Berdasarkan pada kisaran temperatur dan pH, komposisi alterasi pada sistem emas-tembaga hidrotermal di lingkaran Pasifik dapat dikelompokan menjadi 6 tipe alterasi  (Corbett dan Leach, 1996), yaitu:
    1) Argilik sempurna (silika pH rendah, alunit, dan group mineral alunit-kaolinit.
    2) Argilik tersusun oleh anggota kaolin (halosit, kaolin, dikit) dan illit (smektit, selang-seling illlit-smektit, illit) dan group mineral transisi (klorit-illit).
    3) Philik tersusun oleh anggota kaolin (piropilit-andalusit) dan illit (serisit-mika putih) berasosiasi dengan mineral pada temperatur tinggi seperti serisit-mika-klorit.
    4) Subpropilitik tersusun oleh klorit-zeolit yang terbentuk pada temperatur rendah dan propilitik tersusun oleh klorit-epidot-aktinolit terbentuk pada temperatur rendah.
    5) Potasik tersusun oleh biotit-K-feldspar-aktinolit+klinopiroksen.

    6) Skarn tersusun oleh mineral kalk-silikat  (Ca-garnet, klinopiroksen, tremolit).

    Referensi:
    Warmada, I Wayan, 2014. Kristalografi dan Mineral. Yogyakarta, Lab Bahan Galian, Jurusan Teknik Geologi FT-UGM.
    Abdullah, Muhammad, dkk. 2011. Minerals of Hydrothermal and Fumarolic Systems. Yogyakarta; Program Studi Geofisika FMIPA UGM.

    arriqo.fauqi.r on April 16th, 2015

    Menghadiahkan pahala sedekah untuk mayit termasuk praktik yang dibolehkan dan pahalanya bisa sampai kepada mayit. Di antara dalil tegas dalam masalah ini adalah hadis dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa ada seorang lelaki yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

    إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، أَفَلَهَا أَجْرٌ، إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ تَصَدَّقْ عَنْهَا»
    “Ibuku mati mendadak, sementara beliau belum berwasiat. Saya yakin, andaikan beliau sempat berbicara, beliau akan bersedekah. Apakah beliau akan mendapat aliran pahala, jika saya bersedekah atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya. Bersedekahlah atas nama ibumu.” (HR. Bukhari 1388 dan Muslim 1004)
    Dalam hadis yang lain, dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa ibunya Sa’d bin Ubadah meninggal dunia, ketika Sa’d tidak ada di rumah. Sa’d berkata,
    يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»
    “Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dan ketika itu aku tidak hadir. Apakah dia mendapat aliran pahala jika aku bersedekah harta atas nama beliau?” Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.” (HR. Bukhari 2756)
    Hadis-hadis di atas menjadi dalil bahwa pahala sedekah atas nama mayit bisa sampai kepada mayit. Bahkan kata Imam Nawawi bahwa pahala sedekah ini bisa sampai kepada mayit dengan sepakat ulama. (Syarh Shahih Muslim, 7:90)
    Catatan:

    Hadis di atas bukan dalil bolehnya tahlilan

    Sebagian kalangan, menjadikan hadis di atas sebagai dalil bolehnya tahlilan, kenduri arwahperingatan kematian, atau yasinan di rumah duka, dengan bilangan hari tertentu. Mereka beranggapan bahwa kegiatan ini ditopang berbagai dalil dan bahkan kesepakatan ulama, sebagaimana keterangan Imam Nawawi.
    Jelas ini adalah pendapat yang salah, jika tidak dikatakan 100% salah. Orang yang berpendapat demikian, tidak bisa membedakan antara sedekah atas nama mayit dengan peringatan kematian di rumah duka. Anda yang membaca hadis di atas tentu sepakat bahwa dalam hadis tersebut, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyarankan agar dilakukan acara tertentu ketika bersedekah. Artinya, kapanpun, bagaimanapun, dimanapun sedekah itu dilakukan, jika itu atas nama mayit, insya Allah pahalanya akan sampai kepada mayit.
    Seorang mukmin ketika ditanya, apakah sedekah harus menggunakan acara tahlilan dan yasinan, kemudian kumpul di rumah mayit??
    Mereka akan menjawab: Tidak harus…!
    Bahkan, jika dibandingkan, manakah yang lebih mendekati ikhlas, sedekah dengan mengundang tetangga ataukah sedekah diam-diam tanpa diketahui banyak orang?
    Setiap mukmin akan menjawab, diam-diam itu lebih mendekati ikhlas, dan insya Allah pahalanya lebih besar. Apalagi jika sedekah yang Anda berikan itu digunakan untuk proyek dakwah yang pahalanya lebih permanen. Seperti untuk pendidikan Islam, penyebaran ilmu, pembangunan masjid, dan tempat ibadah, dll. Pahala yang sampai kepada mayit akan lebih permanen dan lebih lama.
    Daripada sedekah itu diwujudkan dalam bentuk nasi dan makanan, dan itupun merata ke semua tetangga. Padahal, umumnya acara tahlilan, sedekahnya dalam bentuk nasi dan makanan. Tragisnya, ketika yang menerima ‘bingkisan sedekah’ atas nama jenazah itu adalah orangn kaya, ternyata makanan itu diberikan ke ayamnya atau dijemur untuk dijadikan nasi aking. Ya, bisa jadi, kira-kira begitu nasib sedekah Anda yang sebarkan melalui acara tahlilan.

    Dalil tegas yang mengharamkan peringatan kematian

    Dari sahabat Jarir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
    «كُنَّا نَرَى الِاجْتِمَاعَ إِلَى أَهْلِ الْمَيِّتِ وَصَنْعَةَ الطَّعَامِ مِنَ النِّيَاحَةِ»
    “Kami menilai berkumpulnya banyak orang di rumah keluarga mayit, dan membuatkan makanan (untuk peserta tahlilan), setelah jenazah dimakamkan adalah bagian dari niyahah (meratapi mayit).” (HR. Ahmad 6905 dan Ibn Majah 1612)
    Pernyataan ini disampaikan oleh sahabat Jarir, menceritakan keadaan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa mereka (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamdan para sahabat) sepakat, acara kumpul dan makan-makan di rumah duka setelah pemakanan termasuk meratapi mayat. Artinya, mereka sepakat untuk menyatakan haramnya praktik tersebut. Karena, niyahah (meratap) termasuk hal yang dilarang.

    Tahlilan menurut Madzhab Syafi’i

    Lebih dari itu, ternyata ulama Madzhab Syafi’i dan bahkan dari semua madzhab melarang dan membenci acara kumpul-kumpul dalam rangka memperingati hari kematian.
    Berikut ini kutipan dari kitab Hasyiyah I’anah al Thalibin, suatu buku yang terkenal dalam kalangan NU untuk belajar fikih Syafi’i pada level menengah atau lanjutan.
    ويكره لاهل الميت الجلوس للتعزية، وصنع طعام يجمعون الناس عليه،
    Makruh hukumnya keluarga dari yang meninggal dunia duduk untuk menerima orang yang hendak menyampaikan belasungkawa. Demikian pula makruh hukumnya keluarga mayit membuat makanan lalu manusia berkumpul untuk menikmatinya.
    Dalilnya adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Jarir bin Abdillah al Bajali –seorang sahabat Nabi-, “Kami menilai berkumpulnya banyak orang di rumah keluarga mayit, demikian pula aktivitas keluarga mayit membuatkan makanan setelah jenazah dimakamkan adalah bagian dari niyahah atau meratapi jenazah”.
    ويستحب لجيران أهل الميت – ولو أجانب – ومعارفهم – وإن لم يكونوا جيرانا – وأقاربه الاباعد – وإن كانوا بغير بلد الميت – أن يصنعوا لاهله طعاما يكفيهم يوما وليلة، وأن يلحوا عليهم في الاكل
    Dianjurkan bagi para tetangga-meski bukan mahram dengan jenazah, kawan dari keluarga mayit –meski bukan berstatus sebagai tetangga-dan kerabat jauh dari mayit –meskipun mereka berdomisili di lain daerah- untuk membuatkan makanan yang mencukupi bagi keluarga mayit selama sehari-semalam semenjak meninggalnya mayit. Hendaknya keluarga mayit agak dipaksa untuk mau menikmati makanan yang telah dibuatkan untuk mereka.
    ويحرم صنعه للنائحة، لانه إعانة على معصية
    Haram hukumnya menyediakan makanan untuk wanita yang meratapi mayit karena tindakan ini merupakan dukungan terhadap kemaksiatan
    Aku- yaitu penulis kitab Hasyiyah I’anah al Thalibin– telah membaca sebuah pertanyaan yang diajukan kepada para mufti di Mekah mengenai makanan yang dibuat oleh keluarga mayit dan jawaban mereka untuk pertanyaan tersebut.
    Berikut ini teks pertanyaan dan jawabannya.
    ما قول المفاتي الكرام بالبلد الحرام دام نفعهم للانام مدى الايام، في العرف الخاص في بلدة لمن بها من الاشخاص أن الشخص إذا انتقل إلى دار الجزاء، وحضر معارفه وجيرانه العزاء، جرى العرف بأنهم ينتظرون الطعام، ومن غلبة الحياء على أهل الميت يتكلفون التكلف التام، ويهيئون لهم أطعمة عديدة، ويحضرونها لهم بالمشقة الشديدة.
    Pertanyaan, “Apa yang dikatakan oleh para mufti yang mulia di tanah haram –semoga ilmu mereka bermanfaat untuk banyak orang sepanjang zaman– tentang tradisi yang ada di suatu daerah. Tradisi ini hanya dilakukan oleh beberapa orang di daerah tersebut. Tradisi tersebut adalah jika ada seorang yang meninggal dunia lantas datanglah kawan-kawan mayit dan tetangganya untuk menyampaikan belasungkawa, maka para kawan mayit dan tetangga ini menunggu-nunggu adanya makanan yang disuguhkan. Karena sangat malu, maka keluarga mayit sangat memaksakan diri untuk menyiapkan beragam jenis makanan lalu menyuguhkannya kepada para tamu meski dalam kondisi yang sangat kerepotan.
    فهل لو أراد رئيس الحكام – بما له من الرفق بالرعية، والشفقة على الاهالي – بمنع هذه القضية بالكلية ليعودوا إلى التمسك بالسنة السنية، المأثورة عن خير البرية وإلى عليه ربه صلاة وسلاما، حيث قال: اصنعوا لآل جعفر طعاما يثاب على هذا المنع المذكور ؟ أفيدوا بالجواب بما هو منقول ومسطور.
    Seandainya penguasa di daerah tersebut –karena belas kasihan dengan rakyat dan sayang dengan keluarga mayit– melarang keras perbuatan di atas agar rakyatnya kembali berpegang teguh dengan sunah sebaik-baik makhluk yang pernah bersabda, “Buatkan makanan untuk keluarga Ja’far”.  Apakah penguasa tersebut akan mendapatkan pahala karena melarang kebiasaan di atas? Berilah kami jawaban secara tertulis”.
    Jawaban: “Segala puji hanyalah milik Allah. Semoga Allah senantiasa menyanjung junjungan kita, Muhammad, keluarga, sahabat dan semua orang yang meniti jalan mereka. Aku meminta petunjuk untuk memberikan jawaban yang benar kepada Allah.
    نعم، ما يفعله الناس من الاجتماع عند أهل الميت وصنع الطعام، من البدع المنكرة التي يثاب على منعها والي الامر، ثبت الله به قواعد الدين وأيد به الاسلام والمسلمين.
    Betul, acara kumpul-kumpul di rumah duka dan kegiatan membuat makanan yang dilakukan oleh banyak orang adalah salah satu bentuk bid’ah yang munkh. Sehingga penguasa yang melarang kebiasaan tersebut akan mendapatkan pahala karenanya. Semoga Allah meneguhkan kaidah-kaidah agama dan menguatkan Islam dan muslimin dengan sebab beliau.
    قال العلامة أحمد بن حجر في (تحفة المحتاج لشرح المنهاج): ويسن لجيران أهله – أي الميت – تهيئة طعام يشبعهم يومهم وليلتهم،
    Al-’Allamah Ahmad bin Hajar dalam Tuhfah al Muhtaj li Syarh al Minhajmengatakan, “Dianjurkan bagi para tetangga keluarga mayit untuk menyiapkan makanan yang cukup untuk mengenyangkan keluarga mayit selama sehari dan semalam
    Dalilnya adalah sebuah hadits yang sahih, “Buatkan makanan untuk keluarga Ja’far karena telah datang kepada mereka duka yang menyibukkan mereka –dari menyiapkan makanan–”
    ويلح عليهم في الاكل ندبا، لانهم قد يتركونه حياء، أو لفرط جزع.
    Dianjurkan hukumnya keluarga mayit untuk agak dipaksa untuk mau menikmati makanan yang telah disiapkan kepada mereka karena boleh jadi mereka tidak mau makan karena malu atau sangat sedih.
    ويحرم تهيئه للنائحات لانه إعانة على معصية،
    Haram hukumnya menyediakan makanan untuk wanita yang meratapi mayit karena tindakan ini merupakan dukungan terhadap kemaksiatan
    وما اعتيد من جعل أهل الميت طعاما ليدعوا الناس إليه، بدعة مكروهة – كإجابتهم لذلك،
    Kebiasaan sebagian orang seperti keluarga mayit membuat makanan lalu mengundang para tetangga untuk menikmatinya adalah bid’ah makruh. Demikian pula mendatangi undangan tersebut termasuk bid’ah makruh.
    لما صح عن جرير رضي الله عنه: كنا نعد الاجتماع إلى أهل الميت وصنعهم الطعام بعد دفنه من النياحة.
    Dalilnya adalah sebuah riwayat yang sahih dari Jarir, “Kami menilai berkumpulnya banyak orang di rumah keluarga mayit, demikian pula aktivitas keluarga mayit membuatkan makanan setelah jenazah dimakamkan adalah bagian dari niyahahatau meratapi jenazah”.
    ووجه عده من النياحة ما فيه من شدة الاهتمام بأمر الحزن.
    Alasan logika yang menunjukkan bahwa hal tersebut termasuk niyahah adalah karena perbuatan tersebut menunjukkan perhatian ekstra terhadap hal yang menyedihkan
    ومن ثم كره اجتماع أهل الميت ليقصدوا بالعزاء، بل ينبغي أن ينصرفوا في حوائجهم، فمن صادفهم عزاهم.اه.
    Oeh karena itu, makruh hukumnya keluarga mayit berkumpul supaya orang-orang datang menyampaikan bela sungkawa. Sepatutnya keluarga mayit sibuk dengan keperluan mereka masing-masing lantas siapa saja yang kebetulan bertemu dengan mereka menyampaikan bela sungkawa. Sekian penjelasan dari penulis Tuhfah al Muhtaj.
    في حاشية العلامة الجمل على شرح المنهج: ومن البدع المنكرة والمكروه فعلها: ما يفعله الناس من الوحشة والجمع والاربعين، بل كل ذلك حرام إن كان من مال محجور، أو من ميت عليه دين، أو يترتب عليه ضرر، أو نحو ذلك.اه.
    Dalam Hasyiyah al Jamal untuk kitab Syarh al Manhaj disebutkan, “Termasuk bid’ah munkarah dan makruhah adalah perbuatan banyak orang yang mengungkapkan rasa sedih lalu mengumpulkan banyak orang pada hari ke-40 kematian mayit. Bahkan semua itu hukumnya haram jika acara tersebut dibiayai menggunakan harta anak yatim atau mayit meninggal dunia dalam keadaan meninggalkan hutang atau menimbulkan keburukan dan semisalnya.” Sekian dari Hasyiyah al Jamal.
    قد قال رسول الله (صلى الله عليه و سلم ) لبلال بن الحرث رضي الله عنه: يا بلال من أحيا سنة من سنتي قد أميتت من بعدي، كان له من الاجر مثل من عمل بها، لا ينقص من أجورهم شيئا.
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Bilal bin al Harts, “Wahai Bilal, siapa saja yang menghidupkan salah satu sunahku yang telah mati sepeninggalku maka baginya pahala semisal dengan pahala semua orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka.
    ومن ابتدع بدعة ضلالة لا يرضاها الله ورسوله، كان عليه مثل من عمل بها، لا ينقص من أوزارهم شيئا.
    Sebaliknya siapa saja yang membuat bid’ah yang sesat yang tidak diridhai oleh Allah dan rasul-Nya maka dia akan menanggung dosa semisal dosa semua orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”.
    وقال (صلى الله عليه و سلم ): إن هذا الخير خزائن، لتلك الخزائن مفاتيح، فطوبى لعبد جعله الله مفتاحا للخير، مغلاقا للشر.وويل لعبد جعله الله مفتاحا للشر، مغلاقا للخير.
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kebaikan itu bagaikan simpanan. Simpanan tersebut memiliki kunci. Sungguh beruntung seorang hamba yang dijadikan oleh Allah sebagai kunci pembuka kebaikan dan penutup kejelekan. Celakalah seorang hamba yang dijadikan oleh Allah sebagai kunci pembuka kejelekan dan kunci penutup kebaikan”.
    ولا شك أن منع الناس من هذه البدعة المنكرة فيه إحياء للسنة، وإماته للبدعة، وفتح لكثير من أبواب الخير، وغلق لكثير من أبواب الشر، فإن الناس يتكلفون تكلفا كثيرا، يؤدي إلى أن يكون ذلك الصنع محرما. والله سبحانه وتعالى أعلم.
    Tidaklah diragukan bahwa melarang masyarakat dari bid’ah munkarah di atas berarti menghidupkan sunah dan mematikan bid’ah, membuka berbagai pintu kebaikan dan menutup berbagai pintu keburukan. Banyak orang yang terlalu memaksakan diri untuk melakukan acara di atas sehingga menyebabkan perbuatan tersebut statusnya adalah perbuatan yang haram”.
    كتبه المرتجي من ربه الغفران: أحمد بن زيني دحلان – مفتي الشافعية بمكة المحمية – غفر الله له، ولوالديه، ومشايخه، والمسلمين.
    Demikianlah fatwa tertulis yang ditulis oleh Ahmad bin Zaini Dahan, mufti Syafi’i di Mekah. Semoga Allah mengampuninya, kedua orang tuanya, para gurunya dan seluruh kaum muslimin.
    Segala puji hanyalah milik Allah. Kepada zat yang memberi nikmat untuk seluruh makhluk aku-mufti Hanafi-memohon taufik dan pertolongan-Nya.
    نعم، يثاب والي الامر – ضاعف الله له الاجر، وأيده بتأييده – على منعهم عن تلك الامور التي هي من البدع المستقبحة عند الجمهور.
    Betul, penguasa tersebut –semoga Allah berikan kepadanya pahala yang berlipat ganda dan moga Allah selalu menolongnya- akan mendapatkan pahala dengan melarang masyarakat melakukan acara tersebut yang berstatus sebagai bid’ah yang jelek menurut mayoritas ulama.
    قال في (رد المحتار تحت قول الدر المختار) ما نصه: قال في الفتح: ويستحب لجيران أهل الميت، والاقرباء الاباعد، تهيئة طعام لهم يشبعهم يومهم وليلتهم، لقوله (صلى الله عليه و سلم ): اصنعوا لآل جعفر طعاما فقد جاءهم ما يشغلهم.حسنه الترمذي، وصححه الحاكم.
    Penulis kitab Radd al Muhtar yang merupakan penjelasan untuk kitab Al Durr al Mukhtar mengatakan sebagai berikut, “Dalam kitab al Fath disebutkan, dianjurkan bagi para tetangga keluarga mayit dan kerabat jauh mayit untuk menyiapkan makanan yang cukup untuk mengenyangkan mereka selama sehari dan semalam mengingat sabda Nabi, “Buatkan makanan untuk keluarga Ja’far karena telah datang kepada mereka duka yang menyibukkan mereka-dari menyiapkan makanan-”. Hadits ini dinilai hasan oleh Tirmidzi dan dinilai sahih oleh al Hakim.
    ولانه بر ومعروف،
    Menyediakan makanan untuk keluarga mayit adalah kebaikan.
    ويلح عليهم في الاكل، لان الحزن يمنعهم من ذلك، فيضعفون حينئذ.
    Hendaknya keluarga mayit agak dipaksa untuk menikmati makanan yang disediakan untuk mereka karena kesedihan menghalangi mereka untuk berselera makan sehingga mereka malas untuk makan”.
    وقال أيضا: ويكره الضيافة من الطعام من أهل الميت، لانه شرع في السرور، وهي بدعة.
    Penulis Radd al Muhtar juga mengatakan, “Makruh hukumnya bagi keluarga mayit untuk menyajikan makanan karena menyajikan makanan itu disyaratkan ketika kondisi berbahagia. Sehingga perbuatan keluarga mayit menyajikan makanan adalah bid’ah.
    روى الامام أحمد وابن ماجه بإسناد صحيح، عن جرير بن عبد الله، قال: كنا نعد الاجتماع إلى أهل الميت وصنعهم الطعام من النياحة.اه.
    Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dengan sanad yang sahih dari Jari bin Abdillah mengatakan, “Kami menilai berkumpulnya banyak orang di rumah keluarga mayit, demikian pula aktivitas keluarga mayit membuatkan makanan adalah bagian dari niyahah atau meratapi jenazah”. Sekian penjelasan penulis kitabRadd al Muhtar-kitab fikih mazhab Hanafi-.
    وفي البزاز: ويكره اتخاذ الطعام في اليوم الاول والثالث وبعد الاسبوع، ونقل الطعام إلى القبر في المواسم إلخ.
    Dalam kitab Al Bazzaz disebutkan, “Makruh hukumnya membuat makanan pada hari pertama, ketiga dan ketujuh setelah kematian. Demikian pula, makruh hukumnya membawa makanan ke kuburan di berbagai kesempatan dst”.
    وتمامه فيه، فمن شاء فليراجع. والله سبحانه وتعالى أعلم.
    Penjelasan detailnya ada di kitab tersebut. Siapa saja yang ingin penjelasan lengkap silahkan membaca sendiri buku tersebut. Wallahu a’lam.
    Demikianlah fatwa tertulis yang disampaikan oleh pelayan syariat dan minhaj Islam, Abdurrahman bin Abdillah Siraj al Hanafi, mufti Mekah seraya memuji Allah, dan mengucapkan salawat dan salam untuk rasul-Nya.
    Fatwa yang sama juga disampaikan oleh mufti Maliki dan mufti Hanbali”.
    Allahu a’lam
    Disadur dari http://www.konsultasisyariah.com/menghadiahkan-pahala-sedekah-untuk-mayit/
    arriqo.fauqi.r on February 15th, 2015

    Batu permata banyak dicari orang dengan tujuan yang beda-beda, pada umunya batu permata digunakan sebagai perhiasan, tetapi selain itu batu permata atau batu mulia juga digunakan untuk diambil tuahnya atau khasiatnya, karena ada sebagian batu permata yang dianggapa oleh masyarakat mempunyai kemampuan tertentu, terlepas dari itu semua, batu permata memiliki kenampakkan yang indah, dan bahkan beberapa batu permata termasuk barang yang langkah.

    Gambar 1. Aneka Macam Batu Permata
    Sumber: http://akikindo.blogspot.com/2014/06/mengenal-mineral-batu-mulia-permata.html

    Batu permata merupakan sebuah mineral, batu yang dibentuk dari hasil proses geologi yang digunakan sebagai hiasan, mempunyai harga jual tinggi, dan diminati oleh para kolektor. Batu permata harus memiliki kriteria sebagai berikut : Kelimpahannya sedikit (unsur jarang), memiliki kenampakan yang indah, keras, dan resisten terhadap korosi. Batu permata harus dipoles sebelum dijadikan perhiasan. Cabang dari mineralogy yang secara khusus mempelajari tentang batu permata disebut gemology. Batu permata sering disebut juga dengan batu mulia atau gemstone.
    Proses pembentukan gemstone dialam terjadi dalam tiga proses yaitu penguapan dari larutan, penyubliman gas, dan kristalisasi.
     1.) Penguapan merupakan proses perubahan cairan menjadi padatan ketika temperature bertambah. Adapun jenis-jenis larutan yang dapat menguap dan membentuk mineral antara lain air permukaan, air tanah, dan larutan hidrotermal.
    2.)  Penyubliman gas (Sublimasi) adalah proses perubahan dari gas menjadi padatan ketika temperature berkurang. Proses ini terjadi ketika gas-gas volkanik keluar ke permukaan bumi atau gas-gas dari larutan terpisah di bawah permukaan bumi.
     3.)  Kristalisasi adalah perubahan bentuk dari cairan menjadi padatan saat temperature menurun. Kristalisasi terjadi pada aliran lava di permukaan yang membentuk mineral vulkanik atau pada magma di bawah permukaan yang membentuk mineral plutonik.
    Ada beberapa jenis batu permata yang sangat terkenal yaitu Berlian (Intan), Safir, Zamrud (Emerald), Opal, dan Amethyst. Berikut ini deskripsi singkat batuan tersebut:

    Berlian (C)

    Gambar 2. Batu Berlian.
    Sumber : http://www.minerals.net/gemstone/diamond_gemstone.aspx 

    Warna                           :  Bening , jingga , merah muda , hijau , hitam.
    Cerat                         :  Putih
    Kilap                               :  Kilap Intan
    Belahan         : Sempurna
    Pecahan           : Choncoidal
    Kekerasan                     : 10 Skala Mohs
    Derajat Transparansi : Transparan
    Berat jenis                     : 3,5 gr/cm3
    Sistem Kristal                 :  Isometrik
    Genesa                       :
    Intan terbentuk pada pembentukan batuan beku ultrabasa, yaitu porfiri-olivin, atau porfiri kaya flogopit. Batuan ini dikenal sebagai kimberlit. Dapat dijumpai dalam deposit alluvial , baik di sungai-sungai maupun di pantai.
    Kegunaan                     :
    Sebagai alat pemotong kaca dalam industri , dipasang pada mata bor untuk eksplorasi, dan untuk perhiasan sebagai batu permata.

    Safir (Al2O3)

    Gambar 3. Safir
    Sumber : http://www.minerals.net/gemstone/sapphire_gemstone.aspx#sthash.SKoyThgw.dpuf


    Warna                           :  Biru, Hijau , Putih, Oren, Coklat, Abu-abu, Putih, dan Colorless.
    Cerat                          :  Biru, Putih
    Kilap                               :  Kaca sampai Intan
    Belahan         : Tidak ada
    Pecahan           : Choncoidal
    Kekerasan                     : 9 Skala Mohs
    Derajat Transparansi : Transparan ke Translusen
    Berat jenis                     : 3.9 – 4.1 gr/cm3
    Sistem Kristal                 :  Hexagonal
    Genesa                       :
    Safir termasuk dalam kelompok korondum, safir banyak ditemukan di Sri Lanka, Burma (Myanmar), Thailand, Cambodia, Madagaskar, Tanzania, Montana (USA), Kashmir (India)
    Kegunaan                     :
    Safir digunakan untuk perhiasan sebagai batu permata, selain itu juga sebagai batu koleksi. Beberapa jenis Safir yang terkenal di dunia adalah Star of India, Logan Sapphire, dan Midnight Star.

    Emerald (Be3Al2SiO6)

    Gambar 4. Batu Zamrud (Emerald)
    Sumber : http://www.minerals.net/gemstone/emerald_gemstone.aspx#sthash.0Dt8Ng5q.dpuf


    Emerald atau sering disebut juga dengan Zamrud yaitu Batu mulia yang berwarna hijau sampai hijau tua yang mengandung beryllium, dimana cahaya hijaunya disebabkan adanya kromium. Sementara, kandungan vanadium dan besi menyebabakan zamrud mempunyai warna beragam. Berikut ini deskripsi mineral tersebut:
    Warna                           :  Hijau Hiaju Tua
    Cerat                               :  Hijau
    Kilap                               :  Kaca
    Belahan         : Tidak ada
    Pecahan                 : Choncoidal
    Kekerasan                     : 7.5 – 8 Skala Mohs
    Derajat Transparansi : Transparan ke Translusen
    Berat jenis                     : 2.6 – 2.8  gr/cm3
    Sistem Kristal                 :  Hexagonal
    Kegunaan                     :
    Emerald digunakan untuk perhiasan sebagai batu permata, selain itu juga sebagai batu koleksi. Emerald terbesar dengan bobot 11,5 Kg (57.500 Carat) ditemukan di Canada. Emerald banyak ditemukan di Colombia, Brazilia, China, Russia, California, Afghanistan.

    Opal (Sio2nH2o)

    Gambar 5. Batu Opal
    Sumber : http://www.minerals.net/gemstone/opal_gemstone.aspx#sthash.f1ODr87c.dpuf


    Opal memiliki warna berbagai paduan warna, perpaduan warna tersebutlah yang membuat batu ini memiliki daya tarik tersendiri. Opal di Indonesia sering disebut dengan batu Kalimaya, Negara Australia merupakan Negara pengekspor opal terbesar di dunia.
    Berikut ini adalah deskripsi dari Opal.
    Warna                           :  Putih, Biru, Merah, Hijau, Kuning, Ungu, Hitam, Colorless
    Cerat                          :  Multicolored
    Kilap                               :  Kaca, Mutiara, Lilin
    Belahan         : Tidak ada
    Pecahan           : Choncoidal
    Kekerasan                     : 5.5 – 6.5 Skala Mohs
    Derajat Transparansi : Transparan ke Translusen
    Berat jenis                     : 1.98 – 2.25  gr/cm3
    Sistem Kristal                 :  Amorf
    Kegunaan                     :
    Opal digunakan untuk perhiasan sebagai batu permata, selain itu juga sebagai batu koleksi. Beberapa jenis Opal yang terkenal adalah Opal Api, Opal Hitam, Opal Kristal, dan Opal Bunglon. Opal banyak ditemukan di Indonesia, Ethiopia, Sudan, Nevada, Oregon, California.

    Amethyst (SiO2)

    Gambar 5. Batu Amethyst (Kecubung)
    Sumber : http://www.minerals.net/gemstone/amethyst_gemstone.aspx#sthash.2kMloMRw.dpuf 

    Amethyst adalah batu yang terkenal karena keindahan warna ungunya. Batu ini sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Bahakan, pada zaman Mesir Kuno. Amethyst di Indonesia sering disebut dengan Batu Kecubung.
    Warna                           :  Ungu
    Cerat                               :  Putih
    Kilap                               :  Kaca
    Belahan         : Poor
    Pecahan           : Choncoidal
    Kekerasan                     : 7 Skala Mohs
    Derajat Transparansi : Transparan ke Translusen
    Berat jenis                     : 2.63 – 2.65  gr/cm3
    Sistem Kristal                 :  Hexagonal
    Kegunaan                     :
    Amethyst digunakan untuk perhiasan sebagai batu permata, selain itu juga sebagai batu koleksi dengan ukiran indahnya. Amethyst terasuk dalam kelompok Kuarsa. Beberapa jenis Amethyst (Kecumbung) yang terkenal adalah Amethyst Emas, Amethyst Asihan, Amethyst Ekstra Ungu. Amethyst di dunia ditemukan di Argentina, Mexico, Zambia, Canada, Arizona, dan Afrika Selatan.

    Daftar Pustaka:
    http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_permata
    http://www.minerals.net/gemstone/amethyst_gemstone.aspx#sthash.2kMloMRw.dpuf
    http://www.minerals.net/gemstone/sapphire_gemstone.aspx#sthash.SKoyThgw.dpuf
    http://www.minerals.net/gemstone/opal_gemstone.aspx#sthash.f1ODr87c.dpuf
    http://www.minerals.net/gemstone/emerald_gemstone.aspx#sthash.0Dt8Ng5q.dpuf

    arriqo.fauqi.r on February 15th, 2015
            Setelah membahas jauh mengenai golongan-golongan mineral dalam klasifikasi Dana, ternyata ada satu hal yang belum disampaikan dan sangat penting yaitu dasar-dasar dalam mineralogi, dari dasar-dasar mineralogy inilah nantinya digunakan untuk mengidentifikasikan dan mengelompokkan suatu mineral.

    Gambar 1. Beberapa Contoh Bijih dan Mineral
    Sumber : http://www.tumblr.com/search/mineral%20poster

       Mineral memiliki sifat sifat unik yang berbeda beda pada setiap mineralnya. Dengan mengenai sifat sifat ini maka dapat diketahui jenis dan nama mineralnya bahkan kandungan kimianya. Berikut adalah sifat – sifat mineral yang dapat diidentifikasi :

            I.            I. SIFAT OPTIS MINERAL
                     Sifat optis merupakan komponen atau sifat dari suatu mineral sebagai akibat dari interaksi dengan cahaya.
    1.       1. WARNA
    Colour atau warna yang dimaksud yaitu kenampakan sekilas warna luar dari suatu mineral. Warna suatu mineral disebabkan oleh adanya refraksi atau absorsi cahaya pada wavelength (panjang gelombang) tertentu.
    Warna dibedakan menjadi dua yaitu :
    a.       Idiochromatic, yaitu warna tetap dari suatu mineral tanpa adanya pengotor, contoh belerang berwarna kuning, serpentin berwarna hijau, galena berwarna hitam, dll
    b.       Allochromatic, yaitu warna yang berubah-rubah dari suatu mineral akibat hadirnya pengotor pada mineral tersebut, contoh variasi pada kuarsa
    Untuk mengetahui warna dari suatu mineral cukup dengan melihatnya secara sekilas saja dengan langsung menentukan warnanya.
    2.      2. CERAT
    Streak atau cerat merupakan warna suatu mineral dalam bentuk bubuk sehingga cerat merupakan warna asli dari suatu mineral karena warna luar suatu mineral belum tentu sama dengan warna gores atau ceratnya, contoh azurit dengan cerat berwarna biru, malasit dengan cerat warna hijau, kuarsa dengan cerat warna putih, dll.
    Cara paling mudah untuk mendapatkan cerat dari suatu mineral selain dengan menggerus mineral tersebut menjadi bubuk yaitu dengan menggoreskan mineral pada penampang putih sehingga diketahui cerat dari mineral tersebut.
    3.      3. DIAFENITAS
    Diaphaneity atau diafenitas merupakan kemampuan suatu mineral untuk meneruskan suatu cahaya. Diafenitas sangat dipengaruhi atau bergantung pada jumlah cahaya yang ditransmisikan oleh suatu mineral, terdapat setidaknya 3 jenis diafenitas yaitu :
    a.       Opaque, apabila suatu mineral tidak mampu mentransmisikan atau ditembus oleh cahaya dikarenakan cahaya sepenuhnya diserap oleh mineral tersebut, contoh mineral galena, pirit, kalkopirit, dll
    b.       Translucent, apabila suatu mineral hanya mampu mentransmisikan sebagian cahaya yang dikenakan pada mineral tersebut, contoh mineral plagioklas, ortoklas, aragonit,dll
    c.       Transparant, apabila suatu mineral mampu mentransmisikan atau ditembus oleh seluruh cahaya yang dikenakan pada mineral tersebut, contoh mineral kalsit, fluorit, dll
    4.      4. KILAP
    Luster atau kilap merupakan kemampuan suatu mineral untuk memantulkan cahaya yang dikenakan pada mineral tersebut. Intensitas dari kilap tergantung dari kuantitas cahaya pantul dan besarnya indeks refraksi dari mineral itu sendiri. Secara garis besar kilap dibagi menjadi 2 yaitu :
    a.       Metallic luster atau kilap logam
    Merupakan kilap atau kilapan yang menyerupai seperti logam yaitu berkilau tetapi opaque, contoh galena, magnetit, pirit, kalkopirit, hematit, grafit, dll
    b.       Non-metallic luster atau kilap non-logam
    Merupakan kilap atau kilapan yang tidak seperti logam, kilap jenis ini bermacam-macam yaitu :
    ·         Adamantine luster atau kilap intan
    Merupakan kilap yang terlihat cemerlang  seperti intan, contoh intan
    ·         Vitreous luster atau kilap kaca
    Merupakan kilap yang terlihat seperti kaca, contoh kuarsa, kalsit, halit, dll
    ·         Silky luster atau kilap sutera
    Merupakan kilap yang terlihat berserat seperti sutera, contoh asbes, gipsum, alkanolit, dll
    ·         Resinous luster atau kilap damar
    Merupakan kilap yang terlihat seperti  damar atau menyerupai permen karet, contoh sphalerit
    ·         Greasy Luster atau kilap lemak
    Merupakan kilap yang terlihat menyerupai lemak atau sabun, contoh opal, serpentin, nefelin, dll
    ·         Earthy (dull) luster atau kilap tanah
    Merupakan kilap yang terlihat buram menyerupai tanah, contoh kaolin, limonit, bauksit, dll
         II.            II. SIFAT MEKANIS MINERAL
    Sifat mekanis adalah sifat suatu mineral berdasarkan respon terhadap stress. Stress di sini adalah suatu gaya yang dikenakan pada mineral tersebut. Setiap mineral memiliki karakteristik masing – masing ketika merespon stress ini.
    Ada dua sifat mekanis mineral, yaitu Kekerasan (hardness) dan Keliatan (tenacity).
    1.      1. Kekerasan (hardness)
    Kekerasan (hardness) adalah ketahanan suatu permukaan mineral terhadap goresan atau abrasi. Kekerasan suatu mineral dapat dinyataan dalam skala relatif (skala Mohs) dan skala mutlak (skala Knoop).
    a.                   Skala Mohs
    Skala ini disusun oleh Frederic Mohs pada tahun 1824 berdasarkan perbedaan kekerasan relatif dari 10 mineral yang telah diketahui saat itu. Skala ini bersifat relatif, bukan kuatitatif linear.
    b.                   Skala Knoop
    Skala Knoop menyatakan kekerasan mineral secara kuantitatif absolut dengan mengukur ketahanan permukaan mineral terhadap besaran gaya tekan abrasi tertentu.
    Skala ini menggunakan hasil perhitungan dari eksperiman tekanan terkontrol sebuah pensil bermata intan terhadap permukaan suatu minral yang telah dihaluskan.
    Mineral
    Skala Mohs
    Skala Knoop
    Lunak
    Talk
    1
    1
    Gipsum
    2
    32
    Kalsit
    3
    135
    Menengah
    Fluorit
    4
    163
    Apatit
    5
    430
    Keras
    Ortoklas
    6
    560
    Kuarsa
    7
    820
    Topaz
    8
    1340
    Korondum
    9
    1800
    Intan
    10
    7000
    Tabel 1.2. Skala Kekerasana Mineral (Hafferan & O’Brian, 2010)
        Faktor yang menentukan kekerasan mineral : Kekuatan ikatan dan Jumlah ikatan dam struktur Kristal, semakin kuat ikatan dan semakin banyak ikatan yang terjadi, semakin keras mineral tersebut.
    2.      2. Keliatan (tenacity)
    Sifat keliatan (tenacity) ditentukan dari cara mineral merespon stress jangka pendek dalam temperatur dan tekanan permukaan. Sifat ini dbagi menjadi :
    a.     Elastik          : mineral dapat melengkung ketika dikenakan stress namun akan kembali ke bentuk semula ketika stress dihilangkan. Contohnya mineral kelompok mika.
    b.   Fleksibel     : mineral dapat melengkung tanpa patah namun tidak dapat kembali ke bentuk semula ketika stress dihilangkan.
    c.  Malleable   : mineral dapat dipipihkan menjadi tipis. Misalnya kelompok native elements logam seperti emas, perak dan temabaga.
    d.       Ductile         : mineral dapat dilengkungkan seperti kawat.
    e.       Brittle           : mineral hancur atau patah setelah sebelumnya bersikap sedikit elastik.
    f.     Sectile      : mineral yang dapat dipotong menjadi serpihan. Biasanya kelompok mineral yang terdiri dari belahan – belahan seperti kelompok mika.
    Karena hampir semua mineral bersifat brittle, maka sifat-sifat keliatan yang bermanfaat dalam identifikasi mineral adalah elastik, flexible, dan malleable.
       III.            III. SIFAT KIMIA MINERAL
    Sifat kimia mineral adalah respon suatu mineral terhadap reaksi kimia. Hal ini terjadi karena unsur – unsur kimia yang menajdi penyusun suatu mineral.

    a.      1. Reaksi Asam
    Beberapa mineral karbonat, seperti kalsit, aragonit, witerit, dan rodokrosit, memiliki sifat membusa/membuih ketika setetes asam hidroklorik lemah (HCl) diberikan ke permukaan mineral-mineral tersebut, maka terjadi pembusaan/pembuihan ketika gas karbondioksida (CO2) dilepaskan.
    b.      2. Rasa
    Beberapa mineral memiliki sifat yang dapat dirasakan oleh indra perasa. Misalnya golongan halida. Berikut adalah beberapa mineral yang memiliki rasa :
    Halit (NaCl)                                       : asin
    Silvit (KCl)                                         : sangat asin hingga terasa pahit
    Boraks (Na2B4O7 – 10H2O)      : manis
    c.       3. Raba
    Beberapa mineral lunak, seperti talk, grafit, dan molibdenit, memiliki karakter serasa debu ketika diraba. Karakter tersebut akibat dari ikatan lemah van der Waals yang menyebabkan mineral dapat hancur menjadi pecahan halus seperti debu yang mampu menempel di suatu permukaan ketika mineral tersebut digoreskan.
    d.      4. Bau
    Mineral mineral tertentu memiliki bau khas. Misalnya bau belerang (mirip telur busuk) dimiliki oleh mineral Sulfur (S), dan beberapa mineral sulfida seperti markasit (FeS2) dan sfalerit (ZnS). Dan bau bawang yang dikeluarkan oelh mineral minral yang mengandung arsenik seperti arsenopirit (FeAsS) dan realgar (AsS).
    e.      5. Nyala Pembakaran
    Unsur – unsur penyusun mineral akan memberikan warna nyala pembakaran yang berbeda – beda sesuai dengan unsurnya. Biasanya uji nyala pembakaran ini digunakan untuk membedakan mineral dalam kelompok yang sama namun memiliki kation yang berbeda.
    Misalnya pada kelopok karbonat Witerit (BaCO3) dengan strontianit (SrCO3). Witerit akan memberikan nyala berwarna kuning – hijau sedangkan strontianit akan memberikan nyala berwarna merah.

       IV.            IV. SIFAT KELISTRIKAN
         Sifat kelistrikan timbul sebagai respons mineral terhadap suatu medan listrik. Sifat – sifat tersebut anata lain :
    a.       A. Piroelektrisitas                : fenomena pertambahan temperatur yang menginduksi  arus listrik yang mengalir dari satu ujung kristal menuju ujung kristal lainnya. Contohnya mineral turmalin.
    b.    B. Pizoelektrisitas                : induksi listrik yang dihasilkan oleh pertambahan tekanan atau stress. Penyebabnya adalah perpindahan muatan ion dalam struktur kristal akibat stress. Contohnya mineral kuarsa, yang dulu pernah dipergunakan sebagai pencari gelombang radio, dan pada mesin jam.
         V.            V. SIFAT MAGNETISME
    Sifat magnetisme adalah sifat yang dimiliki mineral sebagai respon terhadap suatu medan magnet. Hal in iterjadi karena adanya momen magnetik pada spin elektron di unsur yang terdapat pada mineral. Semua mineral memiliki sifat magnetisme dalam berbagai tingkatan.
    a.       A. Diamagnetik     : Dua elektron yang bergerak berlawanan arah tidak akan menghasilkan medan magnetik (net zero moment). Mineral yang bersifat diamagnetik tidak akan tertarik oleh magnet, walaupun magnet yang kuat sekalipun. Contohnya kuarsa dan kalsit.
    b.       B. Paramagnetik   : Unsur paramagnetik memiliki susunan acak kutub-kutub magnetik atom-atom penyusunnya, yang akan menjadi teratur bila terpapar medan magnet eksternal, dan memiliki sifat kemagnetan sementara. Sifat kemagnetan ini akan hilang jika medan magnet eksternanya dihilangkan. Mineral paramagnetik akan tertarik magnet dengan lemah. Contohnya olivin dan piroksen.
    c.       C. erromagnetik : Unsur feromagnetik memiliki sifat magnetik yang kuat ketika terpapar medan magnet eksternal dan tetap dalam sifat magnetismenya meskipun medan magnet eksternal telah hilang, hingga mereka terpanaskan di atas temperatur Curie. Contoh nikel dan kobal.
    d.       D. erimagnetik    : Memiliki sifat kemagnetan permanen akibat perputaran elektron yang tidak paralel. Contohnya magnetit(FeFe2O4) dan pirotit (Fe1-xS).
       VI.            VI. SIFAT RADIOAKTIF
           Sifat radioaktif pada mineral terjadi karena adanya unsur – unsur radioaktif dalam mineral tersebut. Unsur radioaktif akan mengalami peluruhan atau penguraian karana adanya ketidakstabilan inti atom, proses ini kan melepaskan energi (radiasi).
    Isotop yang sering ditemukan pada mineral antara lain potasium (40K), strontium (87Sr), torium (232Th), uranium (238U dan 235U) dan samarium (247Sm).
    Contoh mineral radioaktif :
    ·         Metatorberinite (Cu(UO2)2(PO4)28H2O) – produk aterasi uraninit (UO2)
    ·         Torberinite (Cu(UO2)2(PO4)2.8 – 12H2O)
    ·         Autunite (Ca(UO2)2(PO4)2.10 – 12H2O)
    VII.            VII. IFAT STATIK MINERAL
    A.                  A.  Densitas
          Densitas termasuk sifat yang paling menentukan dalam pengenalan mineral. Densitas adalah nilai massa per unit volume dari suatu material yang dinyatakan dalam satuan (g/cm3). Besar densitas ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya. Besar densitas suatu mineral bergantung pada jumlah atom per satuan volume dan nomor massa atom pembentuk mineral tersebut. Penentuan nilai densitas dapat dihitung dengan menggunakan berbagai percobaan, seperti percoban piknometer ataupun percobaan cairan berat.
       
       B. Spesific Gravity
          Specific gravity merupakan ukuran kepadatan mineral. Dengan adanya sifat ini, maka kita dapat membedakan beberapa mineral tanpa harus melakukan uji laboratorium ataupun dengan optik. Seperti contohnya untuk membedakan antara emas dengan pirit. Walaupun warna dan bentuknya yang hampir sama, tapi kedua mineral ini dapat dibedakan apabila kita mengetahui besar specific gravity kedua mineral tersebut. Specific gravity adalah kuantitas tanpa dimensi, merupakan rasio antara densitas material dengan densitas air murni pada temperatur dan tekanan standar (temperatur = 3.9°C, tekanan = 1 atmosphere). Karena densitas air selalu bernilai 1gr/cm3, maka besar nilai specific gravity selalu identik dengan nilai densitas suatu mineral. Umumnya mineral-mineral pembentuk batuan mempunyai nilai specific gravitysekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni  mempunyai berat jenis 19.3.
        
      C.  Berat
           Berat (weight) suatu material merupakan percepatan massa total oleh gravitasi. Sedangkan massa total suatu benda dalam satuan gram (g) atau kilogram (kg) adalah massa total dari seluruh atom yang menyusunnya. Sehingga besar massa total sebanding dengan densitas material dikalikan volumenya.
         
       D.    Bidang Muka Kristal
            Kristal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Panjangnya sumbu dari titik pusat kristal hingga ke axial interception disebut sebagai parameter. Jumlah sumbu, rasio parameter, sudut antar sumbu, akan menentukan sistem kristal yang sedang dibentuk. Berikut pengelompokkan sistem kristal pada mineral :
                 1.  Sistem Isometrik
    Sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio  (perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).
    2.  Sistem Tetragonal
    Sistem Kristal Tetragonal memiliki axial ratio  (perbandingan sumbu) a = b ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).
    Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil, autunite, pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992).
    3.  Sistem Hexagonal
    Sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio  (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.
    Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz, corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977).
    4.   Sistem Trigonal
    Trigonal memiliki axial ratio  (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.
    Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah  tourmaline dan cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977).
    5.   Sistem Orthorhombik
    Sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio  (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚).
    Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite, chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant, chris. 1992).
    6.   Sistem Monoklin
    Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.
    Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite,  malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992).
    7.  Sistem Triklin
    Sistem kristal Triklin memiliki axial ratio  (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal ini berarti, pada system ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
    Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite, labradorite, kaolinite,microcline dan anortoclase (Pellant, chris. 1992)
    Sedangkan berdasarkan pertumbuhan kristal, dikelompokkan menjadi :
    a.                   Euhedral             : apabila bentuk kristal dan butiran mineral mempunyai bidang kristal  yang sempurna.
    b.                   Subhedral           : apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang sempurna.
    c.                   Anhedral             : apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang    kristal yang tidak sempurna.
    E.                  Bidang Belah
    Belahan sendiri merupakan kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk pecah melalui bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Kenampakan mineral untuk membelah pada umumnya melalui bidang belahan yang rata, halus dan licin serta pada umumnya selalu berpasangan. Belahan ini merupakan gambaran dari struktur dalam kristal berdasarkan dari sifat setiap atom penyusunnya. Kesempurnaan belahan diberikan dalam istilah sempurna, baik, cukup atau buruk.
    1.    Belahan sempurna (Perfect)
    Yaitu apabila suatu mineral mudah terbelah melalui arah belahnya bidang-bidang yang terbelah akan membentuk bidang yang datar dan licin. Contohnya : Muscovite, Calcite, dan Galena.
    2.    Belahan baik (Good)
    Yaitu apabila suatu mineral mudah membelah pada bidang belahnya akan tetapi kadang-kadang akan terdapat belahan yang memotong bidang belahnya atau pembelahan yang tidak pada bidang belahnya. Bidang belahannya akan rata dan licin, tapi masih dapat pecah melalui bidang lain. Contohnya : Feldspar dan Hyperstone.
    3.    Belahan Jelas (Distinct)
    Yaitu apabila arah belahnya dapat terlihat jelas tetapi mineral tersebut sukar untuk membelah melalui bidang belahnya itu sendiri. Contohnya: Hornblende dan Staurolite.
    4.    Belahan tidak jelas (Indistinct)
    Yaitu apabila arah belahnya mineral masih dapat dilihat tapi kemungkinan terbelah melalui arah belahnya dengan kemungkinan pecah memotong arah belahannya sama. Bidang belahan seperti garis atau kenampakan striasi pada bidang belahannya. Contohnya: Magnetitedan Corundum.
    5.    Belahan tidak sempurna (Imperfect)
    Yaitu apabila suatu mineral sudah tidak terlihat arah belahnya tetapi mineral akan pecah dengan permukaan rata. Permukaan yang rata ini kemungkinan melalui bidang belahnya tetapi kemungkinan juga akan memotong bidang belahnya. Contohnya : Apatitedan Calsiterite.
    Apabila ditinjau dari arah belahannya, maka belahan dapat dibedakan menjadi:
    a.             Belahan satu arah, contoh : Muscovite, Asbes,Silimanite,Topaz,Epidote, Kyanite.
    b.             Belahan dua arah, contoh : Feldspar, Gypsum, Andalusite.
    c.             Belahan tiga arah, contoh : Halite, Calsite, Pirite,Barite.
    d.             Belahan empat arah, contoh : Fluorite, Scapolite.
    e.             Tidak ada belahan, contoh Kuarsa.
    F.                  Bidang Pecah
    Sebagian mineral ketika pecah menunjukkan permukaan yang tidak rata dan tidak memantulkan cahaya, yang disebut sebagai bidang pecahan (fracture plane). Pecahan merupakan pecahnya suatu mineral secara tidak teratur dengan permukaan bidang pecah yang tidak rata, tidak licin dan tidak teratur. Pecahan dapat terjadi apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas platisitas dan elastisitasnya, maka mineral tersbut akan pecah. Pecahan adalah bentuk alamiah atau karakter dari permukaan mineral jika mieral itu baru saja pecah. Bidang pecahan merupakan bidang lemah yang dimiliki oleh suatu mineral. Pecahan terbagi atas beberapa macam yaitu:
    1.    Conchoidal
          Conchoidal merupakan pecahnya suatu mineral berbentuk seperti pecahan botol kaca ang pecah atau seperti kulit bawang, contohnya : Opal, Nitter, Obsidian, Kuarsa, Rutil, dll.
    2.    Hackly
       Hackly merupakan pecahnya suatu mineral berbentuk seperti pecahnya besi-besi runcing, tajam-tajam serta kasar tidak beraturan, conthonya : Gold, Copper, Platinum, dll.
    3.    Even
         Even merupakan pecahnya mineral dengan permukaan bidang pecahnya kecil-kecil dengan ujung pecahnya masih mendekati ujung bidang datar sehingga mempunyai kenampakan yang rata dan cukup halus. Contohnya : Biotite dan Talk.
    4.    Uneven
         Uneven merupakan pecahnya mineral yang bidang pecahnya kasar dan tidak teratur. Contohnya :Cobalitite, Nicolite, Ganet, Rodonit,dll.
    5.    Splintery
        Splintery merupakan pecahan mineral yang hancur menjadi tajam-tajam kecil-kecil seperti benang/serabut. Pecahan ini sering juga disebut pecahan fibrous. Contohnya : Flourite, Asbes, Augite, dll.
    6.    Earthy
          Earthy merupakan mineral yang dipecah justru akan hancur seperti tanah. Contohnya : Biotite,Lempung, dll.
      
    Referensi
    Hussein, Salahuddin. 2012. “Sifat-Sifat Mineral”. Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
    Hussein, Salahuddin. 2009. “Handout Geologi Dasar 2010”. Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
    Winata, Ekrar. Kusumawardani, F. Dithya. 2013. “Modul Praktikum Mineralogi 2013 : Identifikasi Mineral 1”. Laboratorium Mineralogi Geofisika Fakultas Marematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada.
    _____. 2012. Bahan Ajar Praktikum Mineralogi:Identifikasi Mineral 2.
    Husein, S. 2012. Bahan Ajar Kuliah Mineralogi. Yogyakarta : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
    ___. 2011. Modul Geologi Dinamik.Bandung : Institut Teknologi Bandung.
    _____. Nurhakim. Draft Modul BGI Teknik Kimia.
    Sarjudi. 2008. Modul Deskripsi Mineralogi. Yogyakarta.

    arriqo.fauqi.r on February 10th, 2015
    Pendahuluan
    Klasifikasi mineral berdasarkan Dana Classification membagi mineral menjadi beberapa kelompok sesuai dengan anion penyusun utamanya. Materi acara kali ini akan membicarakan tentang mineral sulfida dimana unsur S (sulfur) menjadi anion utamanya.

    Pengertian
    Kelompok sulfida atau sulfosalt merupakan kombinasi antara logam atau semi-logam dengan belerang (S), misalnya galena [PbS], pirit, proustit [Ag3AsS3], dll. Kelompok mineral ini dicirikan dengan adanya anion S2-. Pada umumnya unsur penyusunnya berupa unsur logam.
    Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya. Contoh paling popular adalah pirit (FeS2).

    Mineral lain yang berasosiasi dengan mineral sulfide karena proses pembentukannya menyerupai kelompok sulfide adalah arsenide (As-2), selenida (Se-2), fan telurida (Te-2), dimana ketiga unsur ini dapat pula menngantikan anion sulfide.
    Sekitar 500 mineral merupakan sulfida dan mineral yang berkaitan dengannya. Sebagian besar merupakan sulfida logam dan semilogam, seperti pirit [FeS2], kalkopirit [CuFeS2], dan sfalerit [ZnS]. Mereka memiliki struktur Kristal yang tergantung pada radius ion dan jenis ikatan (yang berkisar dari ion logam hingga kovalen logam).
          .
    Kelompok sulfida terbagi menjadi 2 kelompok kecil, yaitu:
    1.       Tellurides, jika Tellurium menggantikan unsur Sulfur (S) sebagai anion mineral.
    Contoh: Sylvanite (AuAgTe4)
    2.       Arsenides, jika Arsenic menggantikan unsur Sulfur (S) sebagai anion mineral.
    Contoh: Nickeline (NiAs), Smaltite [(Co,Ni)Ass], Chloantite [(Ni,Co)As2]
    Pembentukan
    Pada umumnya pembentukan mineral Sulfida terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).

    Larutan hidrotermal terbentuk pada fase akhir siklus pembekuan magma. Interaksi antara larutan hidrotermal dengan batuan yang dilewati akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral penyusun batuan samping dan membentuk mineral alterasi. Larutan hidrotermal tersebut akan terendapkan pada suatu tempat membentuk mineralisasi. Alterasi terjadi akibat reaksi fluida dengan “wall rocks”.
    Ciri-ciri
    • Mineral sulfida memiliki penciri berupa kilap logam, berat jenis tinggi, dan memiliki tingkat kekerasan yang rendah. Hal-hal tersebut berkaitan dengan unsur utamanya yang berupa logam. Namun beberapa mineral cenderung memiliki kekerasan rendah seperti Galena (PbS) dan Molybdenite (MoS2)
    • Kebanyakan mineral sulfide berada dalam system kubus, tetragonal, dan heksagonal, yang mencerminkan derajat kesimetrisan bangun kristalnya.
    • Sebgian mineral sulfide yang didominasi ikatan logam bersifat opak dengan kilap logam, warna yang khas, dan cerat berwarna kuat.
    • Mineral sulfide non-opak  cenderung memiliki indeks bias yang besar dan meneruskan cahaya pada tepi yang tipis.
    • Kebanyakan mineral sulfide bersifat lunak dan dapat menjadi konduktor listrik yang baik, yang mencerminkan kehadiran ikatan logam di dalam strukturnya.
    Manfaat
    Sulfida merupakan mineral yang sangat penting dalam industri dan merupakan bijih utama dari tembaga, seng, timbal, airraksa, bismut, kobal, arsen, antimon. nikel, dan logam bukan-besi yang lainnya. Misalnya Pirit (FeS2), meskipun pirit bukan merupakan bijih untuk diambil besinya, tetapi digunakan sebagai sumber asam sulfur.
    Beberapa manfaat mineral sulfide tang lainnya adalah:
    Galena (PbS)                     : Sumber utama bijih perak
    Argentite (Ag2S)             : Sumber utama bijh perak
    Kalkosit (Cu2S)                : Sumber utama bijih tembaga
    Alabandite (MnS)            : Produk pembakaran
    Sphalerite (ZnS)                              :  Sumber utama seng
    Cinnabar (HgS)                : Sumber utama merkuri
    Stibnite (Sb2S3)              : Pembuatan kabel, baterai timbel, cat, dan peralatan medis
                                                   
    Contoh Mineral Sulfida

     1.      Cobaltite (Co,Fe)AsS
    Gambar 1. Hand Specimen Cobaltite
    Warna                                                  : Silver, Putih
    Cerat                                                    : Abu-abu, Hitam
    Kilap                                                     : Logam
    Kekerasan                                          : 5,5
    Berat Jenis                                         : 6-6,3  
    Derajat Ketransparanan               : Opaque
    Belahan                                               : Sempurna
    Pecahan                                              : Uneven
    Sistem Kristal                                   : Tetrahedral
    Gambar 2. Petrografi Cobaltite

    Gambar 3. Sistem Kristal Cobaltite

    Gambar  4. Ikatan Atom Cobaltite

    Cobaltite ditemukan di endapan hydrothermal bertemperatur tinggi dan juga sebagai urat pada batuan metaamorf kontak. Mineral ini dapat diasosiasikan dengan magnetit, sphalerite, Kalkopirit, Titanit, dan Kalsit.

    2.   Realgar AsS
    Gambar 5. Hand Specimen Realgar
    Warna                                                  : Merah, Kuning
    Cerat                                                     : Merah, Kuning, Oren
    Kilap                                                     : Resin
    Kekerasan                                           : 1,5-2
    Berat Jenis                                          : 3.5-3.6  
    Derajat Ketransparanan                : Transparan ke Translusen
    Belahan                                               :2 arah
    Pecahan                                              : Konkoidal
    Sistem Kristal                                   : Prismatik

    Gambar 6. Petrografi Realgar

    Gambar 7. Sistem Kristal Realgar
    Gambar 8. Ikatan Atom Realgar


    Realgar (AsS) ditemukan di lingkungan hydrothermal bertemperatur rendah dan juga ditemukan sekitar hot spring. Realgar diasosiasikan dengan Orpiment, Kalsit, Barit, dan Mineral Arsenik lainnya.

    Daftar Pustaka:
    Warmada, I Wayan, 2014. Kristalografi dan Mineral. Yogyakarta, Lab Bahan Galian, Jurusan Teknik Geologi FT-UGM.
    Abdullah, Muhammad, dkk. 2011. Minerals of Hydrothermal and Fumarolic Systems. Yogyakarta; Program Studi Geofisika FMIPA UGM.
    Ongki . 2012. Mineral Sulfida. [Internet] tersedia dalam: <http://ongkiboomy.blogspot.com/2012/10/mineral-sulfida_3277.html> [diakses pada 3 Februari 2015]
    Yusuf . 2013. Golongan Mineral Sulfida. [Internet] tersedia dalam: <http://yusufprdpt.blogspot.com/2013/11/3-golongan-mineral-sulfida.html
     [diakses pada 3 Februari 2015]

    arriqo.fauqi.r on February 10th, 2015
    Melanjutkan pembahasan yang sebelumnya, pada kesempatan kali ini kita akan sedikit membahas mengenai kelompok mineral native element, yang biasanya disingkan NE atau unsur murni, semoga dapat bermanfaat.
    Pengertian
    Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan.
    Contoh mineral dari kelompok Native Element : emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt), tembaga (Cu), bismuth (Bi), arsenic (As).

    Kelas mineral ini terdiri dari dua bagian umum :
    1.      Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya emas , perak , dan tembaga.
    2.      Semimetal dan non metal (bukan logam). Contohnya sulfur dan bismuth.
    Sistem Kristal pada Native Elemen dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan sifat mineral itu sendiri. Bila logam seperti emas, perak dan tembaga  maka sistem kristalnya adalah isometric. Jika bersifat semilogam seperti arsenic dan bismuth maka system kristalnya hexagonal. Dan jika unsur mineral tersebut non logam seperti sulfur maka sistem kristalnya dapat berbeda-beda.
    Dalam grup Native Elemen ini juga termasuk natural alloys (campuran) seperti electrum, phosphides , silicides , nitrides, dan carbides.
    Pembentukan
    Unsur-unsur native elements jarang terdapat di permukaan ataupun didalam kerak bumi. Native elements ini bukan merupakan golongan pembentuk batuan (rock forming). Asal mula pembentukan mineral native element berkaitan dengan pengerasan atau pembentukan magma dengan reaksi kimia yang sekunder atau dengan reaksi-reaksi kimia yang bertemperatur dan memiliki tekanan yang tinggi.
    Mineral golongan native elements ini biasanya terdiri hanya satu unsur saja, tetapi kadang-kadang terdapat juga campuran dari mineral lain yang jumlahnya sangat sedikit didalamnya. Unsur-unsur yang membentuk mineral golongan native element merupakan satu jenis unsur kimia saja tanpa berasosiasi dengan unsur yang lainnya. Mineral native elements ini sering dijumpai pada batuan beku dan sedimen atau juga batuan metamorf.
    Ciri-ciri
    Pada umumnya tenacity golongan mineral ini adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih. Dan juga dapat bertenacity ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang namun tidak akan kembali seperti semula jika dilepaskan. Pada umumnya berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi yaitu berkisar antara 6 gr/cm3.
    Manfaat
    ·         Bismuth, Kuarsa, Pirit           : Untuk bahan perhiasan.
    ·         Sulfur, besi                             : Bahan campuran logam
    ·         Prite,tembaga, perak             : obat-obatan, pupuk, kosmetik
    ·         Grafit                                      : Untuk pembuatan alat tulis.

    Berikut ini contoh deskripsi dari mineral kelompok native element ( unsur murni)
    Emas (Au)
     

    Gambar 1. Hand Sample Emas

    Warna                             :  Kuning, Kuning Keemasan
    Goresan                          :  Kuning Keemasan
    Kilap                                :  Logam
    Belahan                           :  Tidak ada
    Pecahan                          Hackly
    Kekerasan                      :  2,5-3Skala Mohs
    Sistem Kristal                :  Isometrik
    Berat jenis                     : 15,2-19,3 gr/cm3

    Gambar 2. Sistem Kristal Emas

    Gambar 3. Petrografi Emas

    Gambar 4. Struktur Atom Emas

    Genesa                            :
    Emas terbentuk di daerah hidrotermal sebagai endapan bijih yang berasosiasi dengan Pirit, Kalkopirit, Arsenopirit, Tourmaline, dan Kuarsa. Didunia emas banyak ditemukan di Afrika Selatan, Australia bagian Barat, Venezuela, Canada, dan Amerika Serikat (Alaska).
    Kegunaan                       :
    Emas digunakan sebagai perhiasan seperti cincin, kalung, dan lain sebagainya. Selain itu, emas juga biasanya digunakan sebagai barang komoditas yang harganya selalu naik.

    Daftar Pustaka:
    Abdullah, Muhammad, dkk. 2011. Minerals of Hydrothermal and Fumarolic Systems. Yogyakarta; Program Studi Geofisika FMIPA UGM.

    Alfianto, Agung Dwi. 2013. Modul Praktikum Mineralogi 2013. Yogyakarta; Program Studi Geofisika FMIPA UGM.

    Hertanto, Hendrik Boby. 2012. Praktikum Mineralogi. [Internet] tersedia dalam: <http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/praktikum-mineralogy.html> [diakses pada 3 Februari 2015]
    arriqo.fauqi.r on February 10th, 2015
    Kalau dulu kita sudah pernah membahas mengenai istilah-istilah dalam mineralogi serta klasifikasi Dana, sekarang akan membahas sedikit mengenai mineral ekomonis, semoga tulisan yang sedikit ini bisa bermanfaat bagi anda semua.
    Pendahuluan
    Mineral memiliki banyak manfaat dalam kehidupan. Secara langsung mineral – mineral yang memiliki nilai jual dapat langsung dimanfaatkan dan diambil melalui proses tambang. Di sisi lain, mineral berfungsi sebagai indikator yang dapat memberikan informasi di bidang eksplorasi minyak dan gas, serta geothermal.
    Mineral ekonomis secara khusus dipelajari di bidang Geologi Ekonomi. Geologi ekonomi merupakan cabanga dari geologi yang berhubungan dengan material bumi yang dapat digunakan untuk tujuan ekonomi atau industri. Material tersebut mencakup logam mulia dan logam murni, mineral non logam, batu untuk konstruksi, mineral minyak bumi, batubara, dan air. Istilah ini umumnya mengacu pada endapan mineral logam dan sumber mineral.
    Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Newmont_Mining_
    Corporation#mediaviewer/File:Batu_Hijau_mine_ore_trucks.jpg

    Mineral Bijih (Ores Mineral)
    Bijih atau Ore adalah material/batuan yang terdiri dari gabungan mineral bijih dengan komponen lain (mineral non logam) yang dapat diambil satu atau lebih logam secara ekonomis. Apabila bijih yang diambil hanya satu jenis logam saja maka disebut single ore. Apabila yang bisa diambil lebih dari satu jenis bijih maka disebut complex-ore. Suatu endapan dikatakan bijih sebenarnya dilihat dari nilai ekonomisnya, bila harga pengolahan dan harga pasaran berfluktuasi, suatu saat endapan mineral dikatakan sebagai bijih dan di saat lain bukan lagi.
    Bijih diekstraksi melalui penambangan, kemudian hasilnya dimurnikan lagi untuk mendapatkan unsur-unsur yang bernilai ekonomis. Mineral non logam yang dikandung oleh suatu bijih pada umumnya tidak menguntungkan bahkan biasanya hanya mengotori saja, sehingga sering dibuang. Mineral non logam tersebut disebut gangue mineral, sedangkan timbunan limbah hasil ekstraksi disebut tailing.
    Bijih logam secara umum merupakan persenyawaan oksida, sulfida, silikat, atau logam murni, biasanya tidak berbentuk persenyawaan seperti emas melainkan terdapat mineral yang berasosiasi dengan mineral ekonomis tersebut. Bijih harus diolah untuk mengekstraksi logam-logam mineral bijih dari mineral asosiasi. Seperti Pirit (FeS2) yang berasosiasi dengan bijih emas, karena mengandung fragmen emas murni sebagai inklusi (refractory gold). Proses “pembentukan bijih” disebut sebagai ore genesis.
    Penggolongan bijih menurut pembentukannya :
    1. Bijih primer (hipogen), yakni bijih yang diendapkan pada saat terjadinya proses pelogaman.
    2. Bijih sekunder (supergen), yakni bijih yang diendapkan sebagai akibat alterasi dari bijih primer, oleh proses pelapukan dari air permukaan yang meresap ke dalam tanah.
    Proses Pembentukan Mineral Bijih
    Kebanyakan bijih di dunia ini yang ditambang adalah berasal dari mineral bijih yang diendapkan oleh larutan hidrotermal. Larutan hidrotermal dapat berasal dari larutan pelepasan air yang terkandung dalam magma saat magma naik dan mendingin (Larutan Magmatik). Sumber lainnya berasal dari air meteoric atau air hujan yang masuk ke kerak bumi.
    Sistem pembentukan mineralisasi dalam system hidrotermal secara umum terdiri dari endapan mineral tipe porfiri, mesotermal sampai epitermal (Corbett dan Leach, 1996)
    1. Tipe porfiri terbentuk pada kedalaman lebih besar dari 1 km dan batuan induk berupa batuan intrusi
    2. Tipe mesotermal terbentuk pada temperatur dan tekanan menengah
    3. Tipe epitermal terbentuk di lingkungan dangkal dengan temperatur < 300oC, dan fluida hidrotermal diinterpretasikan bersumber dari fluida meteorik. Sistem ini umumnya mempunyai variasi endapan mineral bijih. Mineral bijih tersebut diantaranya timonidsulfat, arsenidsulfat, emas dan perak, stibnite, argentit, cinabar, elektrum, emas murni, perak murni, selenid, dan mengandung sedikit galena, spalerit, dan galena. Mineral penyerta terdiri dari.

    Daftar Pustaka:
    Abdullah, Muhammad, dkk. 2011. Minerals of Hydrothermal and Fumarolic Systems. Yogyakarta; Program Studi Geofisika FMIPA UGM.
    Alfianto, Agung Dwi. 2013. Modul Praktikum Mineralogi 2013. Yogyakarta; Program Studi Geofisika FMIPA UGM.
    Hertanto, Hendrik Boby. 2012. Praktikum Mineralogi. [Internet] tersedia dalam: <http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/praktikum-mineralogy.html> [diakses pada 3 Februari 2015]
    Anonim. 2011. Endapan Mineral Deposit. [Internet] tersedia dalam: <http://toba-geoscience.blogspot.com/2011/07/endapan-mineral-mineral-deposit.html> [diakses pada 3 Februari 2015]
    Anonim. 2014. Geologi Ekonomi. [Internet] tersedia dalam: <http://id.wikipedia.org/wiki/Geologi_ekonomi> [diakses pada 3 Februari 2015]
    Anonim. 2014. Geologi Ekonomi. [Internet] tersedia dalam: <https://tambangunhas.wordpress.com/tag/mineral-deposit/> [diakses pada 3 Februari 2015]
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO